Senin, 02 November 2009

Kartini: Jasmerah yang Berlubang

Ada yang menarik dalam seleksi pemilihan Kartini SMA Negeri 3 Semarang (Smaga) yang baru lalu. Dalam seleksi sekitar 20 siswa peserta tersebut saya mengajukan beberapa pertanyaan. Saya menanyakan hubungan antara Kiai Shaleh Darat (ulama terkenal yang makamnya di Pekuburan Bergota Semarang dan namanya menjadi nama Jalan Kyai Saleh) dengan RA Kartini. Ternyata semua peserta menjawab tidak tahu.

Ketika saya tanyakan apakah pernah membaca buku Habis Gelap Terbitlah Terang, hanya ada dua peserta yang menjawab pernah, tapi hanya sepintas lalu saja, sehingga mereka pun tidak tahu banyak isinya. Ketika sedikit saya kisahkan betapa hebatnya Kartini yang pada zamannya mengumpulkan anak-anak perempuan untuk belajar (baca: sekolah) di pendapa rumah ayahnya, hampir semua peserta tampak tidak akrab dengan cerita itu. Mereka sepertinya lebih tertarik dan bersemangat saat memberikan jawaban pertanyaan seputar kecantikan, walau itu pun agak dangkal.

Dari tanya jawab tadi saya merasakan ada secuil kegalauan. Ada sesuatu yang tidak saya temukan di sini, hilang meninggalkan lubang remang-remang. Keremangan yang mengaburkan keindahan sebuah pertautan benang merah sejarah. Namun, seberapa jauh ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar